Sistematika
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Super
Ordo : Carinatae
Ordo : Falconiformes
Familia : Accifitridae
Genus : Ictinaetus
Spesies : Ictinaetus malayensis
Elang
Hitam atau Ictinaetus malayensis tergolong
ke dalam Super Ordo Carinatae karena burung ini dapat terbang. Elang Hitam
tergolong ke dalam ordo Falconiformes, memiliki paruh yang kuat dengan kait di
ujungnya, digunakan untuk mencabik mangsanya dengan kaki tipe petengger dan
pencengkram dilengkapi kuku-kuku tajam yang melengkung untuk menerkam
mangsanya. Elang Hitam memiliki tubuh yang besar. Seluruh tubuh berwarna hitam,
kecuali kaki dan sera (pangkal paruh) yang berwarna kuning..
Sayap dan
ekornya panjang, sehingga burung ini tampak sangat besar bilamana terbang.Sebetulnya
terdapat pola pucat di pangkal bulu-bulu primer pada sayap dan garis-garis
samar di ekor yang bisa terlihat ketika burung ini terbang melayang. Jantan dan
betina berwarna dan berukuran sama. Sayap terbentang lurus, sedikit membentuk
huruf V, dengan pangkal sayap lebih sempit daripada di tengahnya, serta bulu
primer yang terdalam membengkok khas.


Pose
Gliding Pose Soaring
Penglihatan
Elang hitam sangat tajam. Elang hitam dapat melihat benda secara rinci di tanah
yang jauh di bawah. Elang ini juga mampu terbang hingga ketinggian ribuan
meter. Mata elang bersudut pandang 300 derajat dan mampu memperbesar penampakan
benda enam hingga delapan kali dari penampakan awalnya. Pada ketinggian 4.300
meter, elang dapat melihat 30.000 hektar daerah di sekelilingnya. Pada
ketinggian 1.500 meter, elang hitam dapat melihat gerakan atau perbedaan warna
benda untuk menentukan letak mangsanya. Elang ini memiliki banyak sekali sel
kerucut yang peka cahaya pada retina matanya. Sel-sel tersebut mengumpulkan
cahaya dan mengirimkannya ke otak. Sebagai perbandingan, jumlah sel kerucut
mata manusia tidak sebanyak yang dimiliki elang hitam.
Bunyi
meratap berulang-ulang, biasanya disuarakan sambil terbang tinggi
berputar-putar, klii-ki …klii-ki atau hi-li-liiiuw. Memangsa aneka jenis
mamalia kecil, kadal, burung dan ayam. Elang ini termasuk hewan carnivora dan
merupakan konsumen tingkat atas dalam rantai makanan. Elang hitam dikenal
sebagai burung perampok sarang dan ahli dalam melakukan penyergapan mendadak. Elang
hitam sama seperti elang lainnya mempunyai sistem pernapasan yang baik dan
mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika
terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik
atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.


Bertelur
satu atau dua butir, bulat oval, sekitar 65 x 51 mm, berwarna kuning tua
bernoda coklat kemerahan. Beberapa hari sebelum bertelur, elang hitam betina
sering menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Selama masa bertelur hingga
selesai mengerami, elang jantan akan mencari dan membawa makanan untuk elang betina. Usia elang
hitam bisa mencapai 60 tahun. Uniknya ketika terbang elang hitam mampu tidak
mengepakkan sayap dalam waktu yang cukup lama. Elang ini mengepakkan sayapnya
ketika mulai terbang untuk mendorong tubuhnya ke atas saja. Ketika terbang di
angkasa, elang ini dapat bergerak dengan dua sayap terbentang. Elang ini
memanfaatkan laju ternal untuk mendorong tubuhnya melayang.
Elang
hitam merupakan salah satu burung yang terbang paling tinggi dibanding aves
lainnya. Elang ini dapat terbang hingga ketinggian 10.000 kaki. Dan kecepatan
terbang elang dapat mencapai 185 km/jam. Secara periodik bulu pada elang akan
rontok, peristiwa ini disebut moulting.
Ketika bulunya rontok elang ini akan berdiam di sarang. Elang hitam menyebar luas mulai dari India,
Sri Lanka hingga Asia Tenggara, Sunda Besar, Sulawesi dan Maluku. Burung ini
hidup memencar di dataran rendah, hutan perbukitan hingga wilayah yang
bergunung-gunung pada ketinggian sekitar 1.400 m.
HERMANTO A. SINAGA
4143141023 BIOLOGI
DIK C 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar